Apakah anda stress melihat anak yang sedang marah pada anda atau anak sedang bertengkar dengan teman sebayanya??? Itu pertanyaan kecil yang ditujukan buat orangtua atau para pendidik yang mengalami kesulitan dalam menghadapi anak yang sedang marah. Marah yang dihadapi oleh anak berbeda dengan marah yang dihadapi oleh dewasa. Alasannya apabila anak marah berlangsung hanya sesaat, setelah itu dengan mudah dia bisa melupakannya apabila kita sudah memberikan sesuatu yang diinginkannya. Tapi marah pada orang dewasa sebagian besar diakibatkan karena stress, banyak kesibukan , ada orang ketiga dll, biasanya kalau sudah tak terbendung lagi terpaksa meminta perlindungan dari hukum. Coba bayangkan bila anak kita mengerti akan hukum, mungkin mereka juga bisa mengajukan perkara mereka kepada hukum. Mungkin suatu saat nanti akan ada anak-anak jenius yang akan melakukan itu, kita tidak tahu.
Ada beberapa faktor yang membuat anak marah menurut pengamatan saya di tempat saya mengajar di kec Ampek Angkek yaitu:
a. Karena berebut mainan
Anak-anak paling rentan marah bila mainan yang dia sukai diambil oleh temannya, dengan tidak ramah dia akan pelototin matanya sehingga temannya mengadu pada guru minta keadilan. Setelah itu guru akan mengatakan
" sayang, bolehkah teman yang lain meminjam mainannya"? Menurut anda apakah yang memegang mainan itu mau berbagi dengan teman yang lain?
Bisa saja anak itu tidak mau berbagi tetapi anda bisa ajarkan keterampilan sosial "mau berbagi dengan teman" dengan mengikuti tips berikut ini.
tips pertama : Rasakan apa yang kurasakan!
Instruksi pertama: anak yang selalu berkuasa terhadap permainan disuruh berperan sebagai anak yang mau meminjam mainan, lalu teman yang memegang mainan tidak mau meminjamkan mainan. orangtua atau sebagai pendidik menanyakan apa yang anak itu rasakan bila temannya tidak mau meminjamkan mainan, buat
ekpresi wajah kecewa.
Lalu instruksi kedua biarkan anak itu meminjamkan mainan, apa yang dapat dirasakan anak itu? ,
buat ekspresi senang.Dengan mengetahui ekspresi ini, anak akan dapat memahami bagaimana perasaan temannya, sehingga dia pun mau berbagi tanpa ada rebutan mainan lagi.
b. Karena diganggu
Anak itu "unik" prilakunya berbeda-beda, disamping itu mereka adalah anak-anak yang lucu, manis, kalau tidak percaya coba anda tengok saat anak sedang tertidur pulas dipangkuan anda atau dipembaringannya.Namun saat-saat yang paling menjengkelkan adalah saat anak sudah sibuk dengan kegiatannya, apabila diganggu dia akan marah besar.Coba dibawa pada diri kita, bila kita sibuk pasti juga marah saat ada yang mencoba mengganggu, benarkan???? Ada tips cara mengganggu anak yang sedang asyik dengan mainannya, misalkan kita butuh anak untuk menolong kita mengambilkan sesuatu karena kita sangat sibuk .
tips kedua: Tanpamu ku tak bisa apa-apa!
Misalkan kita berada pada area masak bagi para pendidik, atau buat ibu yang berada di dapur. Buatlah anda benar-benar sangat membutuhkan dia, jangan lupa pasang ekspresi wajah membutuhkan dan kata-kata yang lembut berbicaralah pada anak,
wahai anakku sayang, aku sangat butuh bantuanmu untuk mengambilkan garam, tanpa garam saya tidak bisa membuat masakan yang enak, dan tanpamu masakan ini tidak ada apa-apanya.Jadi anak akan bergegas mengambilkan apa yang kita butuhkan,setelah itu jangan lupa memuji anak dengan ucapan
terimakasih pahlawanku.
c. Tidak dapat membendung emosi
Ada 2 macam emosi yang terjadi pada anak yaitu, emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif terjadi saat anak merasakan senang dan diapun mau berbagi kesenangannya pada teman yang lain seperti bercerita, bermain bersama-sama sambil tertawa-tawa, Tapi bila anak mengalami emosi negatif, tak sungkan-sungkan dia main pukul, main banting atau main lempar dsb. Itu dia dapat dari pola asuh yang salah dalam mengartikan kemarahan seperti apa. Bila dalam lingkungan keluarga dia mendapat cara mengimplementasikan kemarahannya dengan cukup istigfar, maka itu yang akan dia bawa terus, sebaliknya bila dia mendapat kata-kata yang tidak menyenangkan bagi orang yang menerimanya, maka dia akan terus seperti itu akan menyakiti temannya dengan kata-kata yang tidak baik pula. Mungkin tips berikut ini akan membantu anak kita dalam meredam amarah.
tips ketiga, ambil, lipat, dan tenanglah ( ALiT)
Sebelum anda menerapkan tips ini, anda harus melakukan simulasi dengan anak-anak terlebih dahulu. Latihan pertama, ajak anak
mengambil nafas, latihan kedua, suruh anak
melipat tangan, yang ketiga ajak suruh anak
ucapkan "tenanglah" dengan suara pelan.Ketika anak sudah terlatih menggunakan ini, maka keterampilan ini akan dia bawa sampai besar nanti, Insya Allah tidak ada lagi tawuran antar remaja karena sejak kecil sudah dibekali dengan ketermpilan ini.
Bagi pemula, latihan ini kadang lupa diterapkan oleh anak, nah sebagai pendidik atau orangtua mengingatkan anak agar bisa tahan emosi. Contoh: anak yang sedang marah nih, dan siap-siap mau memukul kalau dilihat dari gerak-geriknya, lalu pendidik/ orangtua cukup bilang
"ALiT". Anak akan merespons informasi yang diterimanya dan secara otomatis emosinya akan turun .
Tips ini berlaku juga bagi orang dewasa yang mau menerapkannya asalkan tiada unsur dendam kesumat diantara mereka. Pada kesempatan ini, hanya ini yang bisa saya bagi sesuai dengan pengalaman saya dalam mengidentifikasi amarah pada anak usia dini, semua tips diatas aman dipergunakan tanpa efek samping dan sudah berhasil saya cobakan, Alhamdulillah, anak-anak didik saya sudah mampu mengatasi amarah dan hampir tidak ada yang berkelahi.
" Selamat Mencoba"
Belum ada komentar